Apa sebab org Karo tak mau disebut org Batak?
Judul di atas merupakan status saya di facebook pada hari selasa, 4 Oktober 2011. Berikut ini tanggapan dari para facebooker. Semuanya saya sajikan seperti aslinya tanpa melakukan editing sedikit pun. Agar substansi pesan yang disampaikan para komentator tidak ada berkurang sedikit pun. Semoga bisa member pencerahan bagi kita apakah memang Karo termasuk sub etnis Batak atau bukan.
Herman Siregar
Guru Sejarah SMA N 1 Tanjungbalai
Suka · · Selasa pukul 21:32 melalui seluler
Warren Christhoper Ktbffh saya org karo pak…
Mngkn pak,org batak tuh identik dgn keras,bcranya pun keras,jadi koq bicara keras,bagi org tuh uda biasa,hal ini brlawanan dgn org karo pak…
Org karo lbih lmbut.
Tuh mnurut saya ya pak.
Selasa pukul 21:37 · Suka
Pardamean Harahap Menurut sebagian pendapat, orang karo memang bukan keturunan raja batak
Selasa pukul 21:54 · Suka
Miltra Sembiring Bere Tiganna Tidak semua org karo tidak mau disebut orang batak,ada juga yg mau…n ini jga terjadi tidak hanya pada suku karo tapi juga bagi org mandailing,angkola,pak2,simalungun,ada yg mau ada yg tidak..
Berikut alasan singkat knapa tidak mau disebut batak…
Selasa pukul 22:22 · Suka
Miltra Sembiring Bere Tiganna Di stempel Sisingamangaraja, hanya ada kalimat ”Ahu Raja Toba”, bukan ”Ahu Raja Batak”. Dengan demikian, “Batak” adalah identitas kabur (evasive identity). Sebab orang Batak sendiri (bernama Sisingamangaraja) tak pernah menyebut dirinya “Batak”.
“Batak” dan semua wajah etnisitas itu bukanlah takdir.
Tapi cuma label budaya saja. Maknanya akan terus berubah di setiap era.
Melalui analisis ruang dan jejaring sosial-politik-ekonomi-kultural-religi di Sumatra Timur Laut era prakolonial (hal. 81-257), Perret samasekali tak menjumpai musabab penakdir identitas “Batak”.
Istilah “Batak” sendiri sangat garib. Ia tak tertera dalam berbagai literatur tradisional pedalaman. Baik pustaha Toba maupun Simalungun, Syair Putri Hijau (1924), Pustaka Kembaren (1927), dan Pustaka Ginting (1930).
Dalam Hikayat Deli, “Batak” hanya sekali digunakan tanpa didahului oleh kata “orang”.
Sedangkan di stempel Sisingamangaraja, hanya ada kalimat ”Ahu Raja Toba”, bukan ”Ahu Raja Batak”. Dengan demikian, “Batak” adalah identitas kabur (evasive identity). Sebab orang Batak sendiri tak pernah menyebut diri mereka “Batak”.
Selasa pukul 22:29 · Suka
Miltra Sembiring Bere Tiganna “Batak” dan “Melayu” muncul sebagai buah silaturahmi ekonomi-politik-budaya-agama (Islam) antara pesisir Sumatra dengan semenanjung Melayu sejak abad ke-16. “Melayu” dibarut oleh para pedagang Malaka yang mengubah nama Deli menjadi Tanah Melayu untuk membahasakan narasi besar kebudayaan saat itu. Sementara “Batak” dieja oleh “ruang-ruang Melayu” secara sembarangan sebagai narasi pelengkap untuk memindai orang yang bukan Melayu, tak berpengetahuan, berperilaku kasar, dan kanibal (hal. 170-171). disalin dari edi sembiring
Selasa pukul 22:46 · Suka
Abdillah Arifin Rahman Lubis ada yg blng mslh jamin ginting vs sm raja
Selasa pukul 23:16 · Suka
Erliana Siregar Kebetulan ini menjadi judul tesisku di linguistik. Jk dianalisis dari tingkat kekerabatan bahasanya yang diturunkan dari bahasa protoaustronesia bahasa mandailing, toba,karo,angkola,simalungun itu diturunkan dari satu bahasa asal yaitu bahasa proto batak.jd dari semua hasil analisis mereka itu serumpun batak.jd tak lah ada alasan mereka tak mau dikatakan batak.seharusnya hanya orang2 awam sajalah yg berpikiran hal spt itu.bs baca tesis ku selengkapnya ibot.terlalu panjang tuk diurai dengan kata di fb ini.
Rabu pukul 0:39 · Suka
Rudyfillah El Karo karena memang sejarah dan budayanya yg jauh berbeda. di dalam pembagian etnis pemda sumut jg di buat berbeda. yg tercantum di sana ada melayu, jawa, aceh, batak, karo, chinese, lain-lain yang termasuk sbg penduduk sumut. pemerintah sendiri mengakui berbeda.
Rabu pukul 5:56 · Suka
Herman Siregar Makasih atas tanggapan rekan smua. Miltra Sembiring Bere Tiganna@ scr antropolgis dari berbagai literatur yg baca Karo sebenarnya termasuk sub etnis batak. Sy butuh bantuan Miltra utk menjelaskan struktur masyarakat Karo, kalau Mandailing sy bisa jelaskan. krn sewaktu kuliah bersm Dr.phil Ichwan Azhari itu sering jd tema paper sy. Erliana Siregar@boleh sy minta tesisnya ibot? pendekatan lingustik jg mmg menunjukkan Karo termasuk Sub Etnis Batak. sy punya bbrp buku Karya Prof.Dr.Bungaran Antonius Simanjuntak. dan pernah blajar lgsg k bliau waktu di Unimed.
Rabu pukul 10:46 · Suka
Miltra Sembiring Bere Tiganna Sebelum dibahas lebih lanjut,tolong dibaca terlebih dahulu tentang hasil penelitian pak pil ilkhwan azhari ini,karena mungkin kita akan berbeda tentang defenisi batak…
http://www.hariansumutpos.com/arsip/?p=66804
Rabu pukul 11:25 · Suka
Herman Siregar sy sudah baca artikel tsb Miltra Sembiring Bere Tiganna . untuk menjelaskan karo termasuk sub etnis batak atau bukan menurut hemat sy akan lbh tepat dengan menggunakan analisis linguistik sperti yg dijelaskan Iboto Erliana Siregar atau dengan pendekatan struktur kekerabatan masy.Karo. kalau banyak kedekatan dgn Batak Toba atau sub etnis batak lainnya. Menurut sy Karo sebenarnya termasuk sub etnis Batak.
Rabu pukul 19:40 · Suka
Anugrah Rizki Pratama Saya memang bukan orang batak,,,tapi saya tertarik dngan sjarah batak…
Makasi atas pengetahuannya pak,,buk,,
🙂
Rabu pukul 20:27 · Suka
Herman Siregar Calon teknorat juga harus mengerti persoalan sosial, ekonomi, budaya, sejarah, dan politik. Sperti topik yg kita bahas ini. Kalau banyak org Karo yg menyatakan bukan orang Batak bukan brarti langsung kita simpulkan karo mmg tdk termasuk sub etnis batak. perlu analisis dengan metodologi yang tepat. menurut sy pendekatan yg paling tepat adalah dengan menggunakan pendekatan Antropoligis sperti dgn mengkaji struktur kekerabatannya. bukan pendekatan etimologis kata batak itu sendiri. sbagai satu sumbangan pikiran dr pak Ichwan Azhari yg jg pembimbing akademik sy waktu blajar di Unimed, sah-sah sj.
Rabu pukul 21:13 · Suka
Herman Siregar tentang pandangan yg disampaikan Dr.phil.Ichwan Azhari,MS bisa dipahami, krn beliau ahli Filologi. jd wajar-wajar sj menggunakan pendekatan analisis naskah kuno. krn itu bidang keahlian beliau. sebagai org yg pernah blajar lgsg k bliau bisa sy pahami bahwa pak Ichwan orang yg sangat menghormati perbedaan pendapat dan senang mengkaji sesuatu dr sudut pandang yg berbeda dr kebiasaannya. tp scr pribadi ttg keberadaan Karo sy lbh sepakat dgn pendapat Prof.Dr.Bungaran Antonius Simanjutak. dan sy juga pernah blajar lgsg k bliau waktu kuliah di Pendidikan Sejarah Unimed.
Kemarin jam 5:58 · Suka
Herman Harahap makasih ats pngetahuanx. Menarik! Man, kalo harahap dan siregar apa sjarahnya?dr huta mana asalny?
Kemarin jam 7:22 · Suka
Miltra Sembiring Bere Tiganna >Ok struktur masyarakat karo disebut dengan rakut sitelu,kalimbubu,sembuyak,senina,anak beru tapi pada perkembangannya ini kembali digugat salah satunya oleh antropolog karo juara r ginting,rakut sitelu ini terlalu dipaksakan karena pada prakteknya kekerabatan dalam karo itu ada empat,rakut sitelu ini semacam penyeragaman saja untuk kepentingan politik melegitimasi karo masuk ke batak.
>Bila terdapat ada kemiripan budaya n bahasa antara karo n yg lainnya,itu sy kira sbuah kewajaran karna memang bertetangga n memang alkulturasi itu tidak dapat dihindarkan,sbagai mana karo tidak dapat dikatakan jawa karena ada beberapa bahasa yg sama sperti mulih n karo n jawa yg berarti pulang.
Kemarin jam 9:00 · Suka
Miltra Sembiring Bere Tiganna >Nenek moyang orang karo dipercayai bersumber dari beberapa daerah smisal marga sembiring diyakini dari india bisa dilihat dari sub marganya ada brahmana,depari,meliala,colia dsb.
>Klau pada akhirnya ditemukan ada persamaan yg mendasar antara karo,toba,mandailing,angkola dsb.bukan berarti ini semua batak karena kata batak ini sendiri sbgaimana disebutkan pak ikhwan tidak dikenal sblmnya oleh org2 di sumatera timur,ini hanya sindiran yg diberikan oleh org2 eropa ketika itu…tabik
Kemarin jam 9:00 · Suka
Erliana Siregar Duhhhh bingung. Tp walau bukan orang karo. Diriku hanya ingin mengatakan ” I LOVE U KARO” .merdekaaaa…hahahaha.soal tesis bisa saja. “Apa yg tidak untukmu ibot” kwkwkw.akhir kata, sgt tertarik dgn objek ini mg dengan ini kita bs belajar bersama dan beragi literatur.
9 jam yang lalu · Suka
Herman Siregar Miltra Sembiring Bere Tiganna@ sy termasuk org sepakat bahwa tdk semua sub etnis dan klan suku batak berasal dari satu asal. termasuk pendapat yg terlalu Toba sentris. Saya meyakini bahwa Orang sekarang disebut batak berasal dr berbagai daerah. kemudian dalam perjalanannya membentuk satu suku dengan kebudayaan tersendiri. Akan tetapi Karo sejauh yg sy ketahui berdasarkan pendekatan antropologis ttp merukan sub suku batak. berlepas istilah Batak boleh jd dulunya tdk dikenal. sperti yg dikemukakan pak Ichwan Azhari.
24 menit yang lalu · Suka
Herman Siregar Tentang pendapat orang Karo ada yg berasal dari India. itu mungkin2 sj. atau justru hanya sekedar berakulturasi dgn kebudayaan org India. sperti dikemukakan oleh J.H Neuman bahwa diantara penyebab banyak org sampai ke daerah Medan dan sekitarnya krn skitar ke abad 16 M dan 17 M, diduga telah terjd invasi India Tamil yg dari Barus dan Singkil terhadap orang Karo. sehingga ada yg pindah ke daerah Langkat dan Medan. bisa jd ketika terjd Invasi tersebut telah terjd akulturasi budaya antara India dan Karo. bukan orang karo berasal dr India. tp ini hanya hipotesa sy pribadi. msh perlu penelitian dan pembuktian lbh lanjut.
18 menit yang lalu · Suka
Herman Siregar disamping kedekatan sistem kekerabatan antara Karo dengan sub etnis batak lainnya. Juga terdapat kedekatan sistem religi. sperti adanya konsep Tondi pada orang Toba dan Angkola-Mandailing, kemudian di Karo dikenal dengan istilah tendi, dan di Simalungun istilahnya Tenduy. ini menambah argumentasi bahwa scr antropologis Karo merupakan salah satu sub etnis Batak. berlepas ada pendapat yg menyatakan bahwa ada klan do karo yg berasal dr India. sbenarnya pd sub etnis lain juga terjd hal yg sm. sperti marga Lubis di pada Batak Angkola-Mandailing yg diduga Nenek Moyangnya (Namora Pande Bosi) yg makamnya berada di Hatongga – Sigalangan (Kec.Batang Angkola -Tapsel) berasal dr Aceh. namun scr kultural keturunan Namora Pande Bosi yakni lubis. menjd bagian Batak Angkola – Mandailing. ini barangkali hanya sekedar pencerahan yg bisa sy sampaikan.