Memperingati Hari Kartini

Memperingati Hari Kartini

 

“…Alangkah besar bedanja bagi masjarakat Indonesia

bila kaoem perempoean dididik baik-baik”.

(Kutipan Surat Kartini, Agustus 1901)

Sudah banyak sumbangsih perempuan bagi kemajuan negeri ini. Semangat dan inspirasi yang diberikan Kartini telah membukakan jalan bagi perempuan Indonesia untuk membuktikan bakat dan kemampuannya. Pertamina percaya dan memberi penghargaan tinggi atas kemampuan perempuan Indonesia berkarya dan bekerja keras dalam pengelolaan energi bagi negeri. Kerja keras adalah energi kita.

Selamat Hari Kartini!

 

          Paragrap di atas merupakan iklan moral yang disampaikan pertamina di sejumlah media cetak dalam rangka memperingati hari Kartini 21 April 2009. Tak hanya iklan, sejumah artikel juga turut meramaikan media cetak dalam rangka mengenang Kartini. Penulis sebenarnya secara umum sepakat bahwa Kartini punya jasa untuk memberikan pencerahan tidak hanya bagi kaum wanita tapi juga laki-laki. Perhatiannya pada dunia pendidikan harus diakui dan memiliki argumentasi historis yang cukup kuat.

Mencermati nota yang dikeluarkan Kartini ketika menjawab pertanyaan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Willem Roseboom dan Menteri Jajahan AWF Indenburg pada tahun 1903. Ketika pemerintah Hindia Belanda mempersiapkan undang-undang pendidikan bagi negeri jajahan. Kartini diberikan pertanyaan: “Tindakan apa yang cocok untuk membuat bangsa Jawa lebih maju dan lebih sejahtera? Ke arah mana pengajaran harus diperbaiki dan diperluas?” Jawaban kartini sangat tegas: “Orang Belanda suka menertawakan dan mengolok-olok kebodohan bangsa kami, tetapi kalau kami mau belajar mereka menghalang-halangi kami.”

Sejalan dengan pertanyaannya, “bangsa kami” yang dimaksudkan Kartini adalah bangsa Jawa. Tanpa bermaksud mengkerdilkan jasa Kartini. Penulis hanya mengajak kita untuk melakukan interpretasi yang lebih dalam untuk menemukan hakikat bahwa kalau kita perhatikan lebih seksama kalimat tersebut telah memberikan penjelasan kalau perjuangan Kartini lebih memfokuskan Jawa yang dianggap sebuah bangsa. Oleh karenya dapat disimpulkan bangsa Jawa yang dimaksudkan Kartini sebenarnya dapat disederajatkan dengan bangsa Aceh, bangsa Batak, bangsa Melayu, bangsa Minang, dan seterusnya. Sehingga akan memberikan ruang untuk memunculkan nama tokoh baru pada setiap suku bangsa yang disebutkan di atas. Nama-nama yang dimunculkan juga layak untuk disandingkan dengan nama Kartini.

Lopian Boru Sinambela

          Tidak hanya bagi masyarakat Indonesia secara umum, barangkali bagi masyarakat Sumatera Utara khususnya orang Batak nama tersebut barangkali tidaklah sepopuler Kartini. Atau justru tidak mengetahui sama sekali.

Lopian boru Sinambela adalah putri Raja Sisingamangaraja XII yang termasuk dalam daftar pahlawan nasional. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat pemberani, dan turut bergerilya dalam perang Batak yang dipimpin ayahnya. Kendati berjuang di lini yang berbeda dengan Kartini. Namun harus diakui bahwa perjuangannya juga memberikan semangat dan inspirasi bagi kaum perempuan. Sehingga perempuan tidak lagi identik dengan kaum yang lemah serta penuh keterbatasan dalam berkarya.

Oleh karenanya penulis berpendapat dalam memperingati hari Kartini hendaknya juga mengangkat nama tokoh perempuan di daerah masing-masing. Hal ini akan memperkaya hazanah sejarah bangsa. Sehinngga tidak menjadi monopoli tokoh Jawa. Masyarakat Sumatera Utara sejatinya juga bisa menyebutkan nama Lopian  boru Sinambela yang disandingkan dengan Kartini.

 

Oleh. Herman Siregar